Melalui Pelatihan Menjahit, , 14 orang langsung bekerja

Rabu, 11 November 2009

Melalui Pelatihan Menjahit,
14 orang langsung bekerja di Perusahaan Garmen di Bogor


Mengurangi  pengangguran  adalah salah satu misi yang tertuang dalam PJM Pronangkis Desa Sirangkang Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang. Sebagaimana kita ketahui bersama, pengangguran adalah salah satu masalah yang juga menjadi prioritas utama untuk diatasi oleh pemerintah Indonesia.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka melalui serangkaian rembug masyarakat, BKM Mukti Raharjo memasukkan kegiatan pelatihan keterampilan sebagai salah satu program sosialnya. Bak gayung bersambut, kesempatan tersebut akhirnya dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk membentuk KSM yang diberi nama Flamboyan dengan jenis kegiatan pelatihan menjahit. KSM yang berhasil mengumpulkan swadaya sebesar RP 2.590.000,- tersebut akhirnya mendapatkan kucuran dana Rp 10.000.000,- dari BKM Mukti Raharjo melalui BLM tahun 2007.
Setelah melalui survai ke beberapa Lembaga Pelatihan Kerja yang ada di Kabupaten Pemalang dan sekitarnya, akhirnya KSM Flamboyan memilih SMK Texmaco Pemalang sebagai mitra kerjanya. SMK Texmaco Pemalang selama ini memang sudah dikenal sebagai SMK yang memiliki fasilitas lengkap serta instruktur-instruktur yang handal dalam kegiatan pelatihan per-textilan termasuk pelatihan menjahit. Akhirnya, 30 orang peserta pelatihan menjahit yang diwadahi oleh KSM Flamboyan mengikuti pelatihan di ruang Praktek Jahit SMK Texmaco Pemalang. Selama 1 bulan para peserta mengikuti pelatihan dengan antusias. Kegiatan pelatihan tersebut dilaksanakan setiap hari senin-jum’at dengan lama pertemuan 5 jam, yaitu dari jam 09.00-14.00.
Ketika masa waktu pelatihan akan berakhir, pihak pengelola pelatihan (SMK Texmaco) menyelenggarakan tes akhir sebagai syarat kelulusan peserta pelatihan. Berdasarkan hasil ujian tersebut, semua peserta bisa mengikuti dengan baik sehingga dinyatakan lulus pelatihan. Dan yang lebih menggembirakan, SMK Texmaco yang memiliki jaringan luas memfasilitasi 14 dari 30 peserta untuk dipekerjakan di pabrik garmen yang dimiliki oleh CV Delima Bogor.  Untuk pemberangkatan 14 peserta pelatihan menjahit tersebut, CV delima menanggung semua biaya transportasi dan akomodasi menuju Bogor.
Kegiatan Pelatihan menjahit KSM Flamboyan merupakan salah satu bentuk kegiatan sosial yang difasilitasi oleh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkototaan (PNPM MP) Kabupaten Pemalang.  Selain kegiatan tersebut, masih banyak kegiatan lain seperti pelatihan pembuatan VCO, pembuatan paving block, ternak bergulir, budidaya jamur, perikanan darat dan lain sebagainya. Semoga dengan kegiatan-kegiatan tersebut bisa membantu pemerintah dalam upaya mengurangi pengangguran dan mengurangi jumlah penduduk yang tidak berdaya. (Tina Fitri-Tim 6 Pemalang)

Read More...

Jembatan Penghubung Dusun Damarwulan dan Banjaranyar

Senin, 02 November 2009

MAKNA PEMBANGUNAN JEMBATAN BAGI WARGA DESA KEDUNGBANJAR
Jembatan Penghubung Dusun Damarwulan dan Banjaranyar




Jembatan dengan ukuran 11 x 1,5 meter ini adalah akses jalan yang strategis menghubungkan dusun Damarwulan sebelah timur sungai dengan dusun Banjaranyar sebelah baratnya. Menurut Saeful salah seorang warga setempat mengatakan “ Apabila proyek pembangunan ini selesai, maka Insya Allah akan meningkatkan kondisi perekonomian desa kedungbanjar ”

Desa kedungbanjar merupakan salah satu desa di kecamatan Taman kabupaten Pemalang yang bisa dikatakan masih tertinggal bila dibandingkan dengan tetangga desa lain seperti desa Kabunan, Beji maupun Asemdoyong. Dari ujung selatan berbatasan jalan Pantura sampai ujung utara di Dusun Banjarsari, di desa ini belum memiliki infrastruktur yang baik, salah satunya kurangnya akses jembatan yang mempermudah hubungan antara dusun satu dengan dusun yang lain, sehingga mempersulit aktifitas sehari-hari warga dua dusun tersebut.


Masyarakat sadar bahwa tidak cukup hanya dengan mengandalkan dana BLM PNPM-MP akan terwujud impian warga secara cepat, tetapi lebih dari itu kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam bentuk sumbangan dana, tenaga, pikiran dan waktu luang sangat dibutuhkan untuk menopang pembangunan desa kami, keterlibatan mereka sejak perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan pemeliharaan sangat diperlukan dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi desa, ini sesuai dengan tujuan program PNPM-MP. Masyarakat juga sadar bahwa program PNPM-MP memiliki tujuan yang mulia yaitu menumbuhkan sifat kerelawanan, inilah tantangan terbesar di Era sekarang dalam pembangunan, sehingga membutuhkan proses yang panjang untuk mewujudkannya.


Sebagai contoh rencana pembangunan Jembatan di dusun Banjaranyar, tidaklah mungkin dapat direalisasikan secara nyata tanpa dorongan dan dukungan dari peran program PNPM-MP. Jembatan dengan ukuran 11 x 1,5 meter adalah proyek besar yang seharusnya menjadi tanggungjawab DPU atau instansi besar lainnya, tetapi masyarakat bertekad untuk mencoba mewujudkannya bersama dengan PNPM-MP. Hasil wawancara kami dengan masyarakat sekitar bapak Rifai yang sekaligus ketua KSM menyatakan “ bahwa kiprah PNPM-MP sangat nyata dalam mendorong masyarakat untuk melakukan perubahan prilaku, terutama mendorong masyarakat tidak hanya sebagai penonton pembangunan tapi jadilah pelaksana daripada pembangunan itu sendiri “. Lahirnya petikan wawancara ini adalah wujud nyata pemahaman masyarakat terhadap substansi keberadaan program PNPM-MP.


Awalnya Jembatan ini adalah jembatan bambu yang dibangun oleh kepala desa, namun karena sering terjadi banjir jembatan tersebut terbawa arus sehingga akses jalan kembali terputus. Jembatan ini adalah akses jalan dusun Damarwulan sebelah timur sungai dengan dusun Banjaranyar sebelah barat sungai. Menurut Saeful salah seorang warga setempat mengatakan “ Apabila proyek pembangunan ini selesai, maka Insya Allah akan meningkatkan kondisi perekonomian desa kedungbanjar” dengan dibangunnya jembatan penghubung tersebut mobilisasi masyarakat antar dusun dapat lebih cepat karena tidak perlu ambil jalan memutar untuk mencapai dusun satu dengan dusun yang lainnya.


Dalam proses pembangunan dari awal penetapan prioritas kegiatan sampai pelaksanaan sekarang ini dilaksanakan penuh oleh masyarakat. Peran pemerintah desa dan BKM hanya memfasilitasi proses-proses tersebut. Dari hasil penyusunan RAB pembangunan Jembatan menelan biaya sebesar RP 60.000.000 (enam puluh juta rupiah) dengan perincian sumber dana sebagai berikut :


-    BLM PNPM-MP        : Rp 30.000.000,-

-    Pemerintah Desa        : Rp 10.000.000,-

-    Swadaya Masyarakat    : Rp 20.000.000,-


Untuk mewujudkan besaran dana tersebut dibutuhkan kerja keras semua pihak terutama harmonisasi hubungan antara pemerintah desa, BKM dan masyarakat harus selalu dijaga dan dilestarikan. Hal ini dibuktikan dengan dukungan dana dari pemerintah desa yang tadinya cuman 10 juta ternyata akan menambah 5 juta sehingga total menjadi 15 juta, ditambah juga dukungan dana dari masyarakat, tenaga kerja relawan dari masyarakat dan modal kepercayaan yang dijaga betul oleh BKM dan KSM dalam mewujudkan transparansi dan akuntabel pelaksanaan pembangunan, menambah kekuatan untuk mensukseskan program tersebut.


Bagaimanapun peran PNPM-MP hanyalah bersifat Stimulan untuk mendorong masyarakat membangun modal social melalui pembelajaran kritis di tiga bidang (lingkungan, social dan ekonomi) yang dikenal sebagai TRI DAYA agar mandiri dalam menanggulangi persoalan kemiskinan dan mampu memberikan kontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat di desa Kedungbanjar. Harapan masyarakat mudah-mudahan proyek ini secepatnya selesai sehingga aktifitas masyarakat dua dusun tersebut kembali bisa berjalan lancar. (By Ikmal)


Teruslah berkarya karena Kerja Keras adalah energi kita
Read More...

Pelatihan Pembuatan Virgin Coconut Oil

Senin, 12 Oktober 2009


Pelatihan Pembuatan Virgin Coconut Oil:
Pengoptimalan Potensi Lokal di Kabupaten Pemalang






Keberadaan pohon kelapa merupakan suatu hal yang biasa di wilayah negara Indonesia. Hampir disetiap daerah, terutama kawasan pesisir pohon serbaguna tersebut tumbuh dengan tegaknya. Untuk memanfaatkan potensi yang ada tersebut, masyarakat Desa Kendalrejo Kec Petarukan Kab Pemalang mengajukan usulan kepada BKM Maju Mandiri untuk mengadakan kegiatan pelatihan pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil), salah satu produk turunan buah kelapa yang bisa dijadikan obat.


Secara kebetulan, didesa Kendalrejo terdapat pembuat VCO yang sudah cukup berhasil. Proposal yang diajukan oleh masyarakat Kendalrejo melalui KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) Bina Usaha langsung diterima. Adapun dana yang nantinya akan digunakan untuk membiayai kegiatan pelatihan tersebut diambilkan dana dari BLM PNPM Mandiri Perkotaan Tahap III sebesar Rp 3.814.000,- yang ditambahkan dengan swadaya masyarakat sebesar Rp 1.372.000,-.




Pelatihan yang diikuti oleh 20 peserta tersebut akhirnya diadakan di Balai Desa Kendalrejo pada hari Selasa, 12 Mei 2009. Pada saat penjelasan teori, M Suja’i tentor kegiatan pelatihan menyampaikan bahwa pelatihan pembuatan VCO terdiri dari 6 kegiatan pokok, yaitu teori umum, pengenalan alat dan bahan, praktek pembuatan VCO, penyaringan, pengolahan limbah dan pengemasan hasilnya.

Kegiatan praktek pembuatan VCO dimulai dengan pengupasan kelapa dan pembersihan yang dilanjutkan dengan pemarutan kelapa. Untuk memarut kelapa tersebut, diipergunakan dua buah mesin pemarut kelapa. Selanjutnya ampas kelapa tersebut diperas dengan menggunakan mesin pengepres untuk diambil santannya yang selanjutnya di saring dan diendapkan selama 2 jam.

Setelah diendapkan dan diambil airnya dengan selang penyedot, maka tersisa krim santan yang selanjutnya diendapkan lagi selama 6 jam. Hasil endapan yang sebenarnya terdiri dari VCO, minyak goreng (Blondo) dan air. Setelah ketiganya dipisahkan, maka VCO disaring dengan batu zeolit dan blondo dipanaskan untuk diambil minyak kelapanya. VCO yang sudah bersih selanjutnya dikemas dan siap untuk dipasarkan.

Satu kemasan VCO dengan volume 100 cc, biasanya dijual di apotik-apotik dengan harga Rp 30.000,-. VCO merupakan salah satu minuman kesehatan yang memiliki banyak manfaat, antara lain untuk obat kolesterol tinggi, penyakit jantung, darah tinggi, osteoporosis, HIV/AIDS, Liver, diabetes, hepatitis, obesitas, kanker, TBC, asma, berbagai penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri dan jamur serta sebagai anti oksidan dan peningkat daya tahan tubuh. Untuk kedepannya, KSM Bina Usaha juga sedang merintis kemitraan dengan Disperindag Kabupaten Pemalang untuk mendapatkan pelatihan pembuatan sabun dari buah kelapa.


Semoga dengan adanya kegiatan pelatihan pembuatan VCO yang dilaksanakan oleh KSM Bina Usaha Desa Kendalrejo Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang tersebut mampu menggugah kelompok masyarakat lainnya untuk memanfatkan potensi yang ada disekitarnya. Saatnya kita kembali ke potensi alam untuk mengembalikan fitrah negara indonesia sebagai negara agraris yang disegani oleh negara-negara lain.



(ibda, eka, arif, dewi, tesar- timV-http://pencerah.blogspot.com/2009/07/pelatihan-pembuatan-virgin-coconut-oil.html) Read More...

Plesterisasi Lantai Rumah Kumis

Rabu, 12 November 2008

PLESTERISASI LANTAI RUMAH KUMIS,
WUJUD KEPEDULIAN PNPM-P2KP KEPADA MASYARAKAT MISKIN


Desa Wonokromo merupakan salah satu desa di Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang yang mendapatkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat- Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (PNPM-P2KP). Kegiatan masyarakat yang difasilitasi oleh PNPM-P2KP meliputi 3 komponen (Tridaya) yaitu komponen Fisik, Ekonomi dan Sosial. Salah satu kegiatan fisik yang telah tertuang dalam Perencanaan Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan (PJM Pronangkis) adalah rehab rumah tidak layak huni yaitu rumah kumuh miskin (kumis) yang diwujudkan dengan kegiatan plesterisasi. Kegiatan plesterisasi dipilih karena salah satu syarat rumah yang sehat, lantainya harus kedap air sehingga kondisi di dalam rumah tidak lembab. Selain itu, apabila lantai sudah diperkeras dengan semen pemilik rumah lebih mudah untuk membersihkan sehingga akan memberikan pengaruh yang bagi bagi kesehatan penghuninya.


Sesuai dengan proposal yang diajukan oleh KSM Flamboyan kepada BKM Sejahtera Mandiri Desa Wonokromo, anggaran yang disusulkan sebesar Rp. 42.609.500,- untuk 20 unit rumah dengan perincian Rp 12.609.500,- dana swadaya dan Rp. 30.000.000,- dana BLM PNPM P2KP. Dana BLM yang diajukan oleh KSM melalui BKM Sejahtera Mandiri tersebut merupakan bagian dari dana BLM tahap I sebesar Rp 60.000.000,-.

Sebelum pelaksanaan kegiatan dimulai, dilakukan kegiatan persiapan terlebih dahulu antara lain musyawarah pembentukan tim Pengelola Pemanfaatan dan Pemeliharaan Infrastruktur serta penandatanganan SP3 (Surat Perjanjian Pemberian Pekerjaan). Musyawarah pembentukan tim pemanfaatan dan pemeliharaan infrastrutur dimaksudkan agar hasil kegiatan fisik tersebut dapat terus dipelihara dan dijaga sehingga waktu pemanfaatannya bisa maksimal. Karena Kegiatan fisik yang dilaksanakan adalah plesterisasi bagi rumah tidak layak huni (kumis) maka pemanfaatan dan pemeliharaannya langsung diserahkan kepada pemilik rumah. SP3 (Surat Perjanjian Pemberian Pekerjaan) merupakan surat perjanjian antara BKM Sejahtera Mandiri dengan KSM Flamboyan yang nantinya akan melaksanakan kegiatan plesterisasi lantai tersebut. Dalam SP3 tersebut tertuang hak dan kewajiban KSM serta sanksi-sanksi yang harus diterima oleh KSM apabila terjadi penyimpangan. Pelaksanaan musyawarah pembentukan tim Pengelola Pemanfaatan dan Pemeliharaan Infrastruktur serta penandatanganan SP3 (Surat Perjanjian Pemberian Pekerjaan) merupakan salah satu bentuk pengawasan BKM Sejahtera Mandiri kepada KSM yang melaksanakan kegiatan fisik serta masyarakat sebagai pengguna hasil kegiatan sehingga hasil kegiatan tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal.

Pelaksanaan kegiatan plesterisasi lantai di Desa Wonokromo dimulai dengan peletakan batu pertama oleh Kepala Desa Wonokromo Bp Nuryani serta Koordinator BKM Sejahtera Mandiri Bp Mito Priyodeso dengan disaksikan oleh Ketua KSM Flamboyan, Bp Satori beserta anggotanya, tokoh masyarakat, seluruh anggota BKM serta tim fasilitator. Dalam pelaksanaan kegiatan plesterisasi lantai di desa Wonokromo tersebut partisipasi dan keterlibatan masyarakat cukup besar. Partisipasi tersebut diwujudkan dalam bentuk sumbangan tenaga (gotong royong), bantuan konsumsi, serta ada beberapa anggota masyarakat yang memberikan bantuan uang dan barang walaupun jumlahnya tidak seberapa. Selain itu, pihak tuan rumah (pemilik rumah yang direhab) juga memberikan swadaya dalam bentuk tenaga kerja, konsumsi, serta uang dan barang (bahan bangunan). Selama kegiatan plesterisasi lantai berlangsung, keseluruhan anggota BKM beserta UPL turun ke lapangan untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh KSM Flamboyan.





Pelaksanaan kegiatan plesterisasi lantai di Desa Wonokromo
yang dilakukan melalui kegiatan PNPM P2KP

Di desa Wonokromo, kegiatan PNPM-P2KP dari BLM tahap I sebenarnya bukan hanya untuk kegiatan plesterisasi lantai saja, tetapi ada juga kegiatan pembuatan saluran drainase dan pembangunan penyediaan sarana air bersih. Dari keseluruhan kegiatan tersebut, oleh konsultan pendamping yang diwakili oleh Asisten Korkab dianggap sudah memenuhi persyaratan yang ada. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya kegiatan sertifikasi oleh Askorkab yang menyatakan bahwa seluruh kegiatan yang dilaksanakan di desa Wonokromo termasuk dalam katagori “berhasil dan bagus”. (eka, yeni, tina, andin-timx)





Read More...
banner125125 d'famous_125x125 ads_box ads_box ads_box